Sementara itu, Endah Nurfebriyanti, mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU), merasakan pengalaman yang tak kalah berkesan. Baginya, menjadi volunteer humas bukan hanya sekadar tugas, tetapi kesempatan emas untuk menambah wawasan, terutama dalam bidang komunikasi.
“Aku belajar wawancara, mengambil gambar, dan membuat video. Semua ini menjadi pelajaran berharga yang nggak akan aku dapatkan di kampus,” ujarnya dengan penuh semangat.
Tantangan koordinasi antar panitia yang sempat ia alami justru memperkuat rasa kebersamaan di tim.
“Walaupun terkadang ribet, tapi semua bisa diatasi berkat bantuan abang-abang media yang selalu mendukung kami,” kenang mahasiswi Fakultas MIPA USU itu.
Lain halnya dengan Jeinan Chairunisa Asmilda Siregar. Alumni Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ini awalnya tak menyangka akan ikut menjadi bagian dari tim humas PON XXI.
Ajakannya datang dari seorang teman, dan tanpa banyak berpikir, ia langsung menerimanya. Meski sempat merasa kurang cocok dengan sistem kerja di awal, dukungan teman-teman, terutama Endah, membuatnya bertahan. “Awalnya terasa berat, tapi kebersamaan dan dukungan teman-teman membuat semua jadi lebih mudah,” ujarnya.
Kini, mendekati akhir masa tugas, Jeinan merasa enggan untuk berpisah. “Rasanya campur aduk. Di satu sisi, ingin cepat selesai, tapi di sisi lain, sedih harus meninggalkan momen-momen indah ini,"ungkap calon Psikolog ini.
Bagi ketiganya, pengalaman ini bukan sekadar menjalankan tugas di balik layar pertandingan. Mereka telah menjadi bagian dari sebuah keluarga besar yang mendukung satu sama lain, dari panitia hingga tim media dan wartawan.
Editor : Ismail
Artikel Terkait