Anyaman Tikar Go International: Kisah Sukses Eva Harlia Dongkrak Ekonomi di Desa Pantai Cermin Kanan
SERGAI, iNewsMedan.id - Desa Pantai Cermin Kanan di Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai memiliki pengrajin anyaman pandan yang semakin berkembang. Eva Harlia, seorang pengrajin anyaman generasi ketiga berhasil mewarisakan budaya yang turun-temurun ini kini telah menjelma menjadi bisnis yang menjanjikan dan mampu menembus pasar internasional.
Bagi masyarakat Melayu di Pantai Cermin Kanan, menganyam pandan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai memudar dan hanya dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat.
Eva menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya ini. Ia pun bertekad untuk mengembangkan kerajinan anyaman pandan agar tetap relevan dengan zaman modern.
Galeri Eva bernama Menday Galeri and Souvenir berada di Desa Pantai Cermin Kanan itu mempekerjakan kaum ibu-ibu untuk menganyam pandan menjadi sebuah karya yang mempunyai nilai jual. Bahkan, di ruangan yang berukuran lebih kurang 3 kali 3 itu, para pengrajin bekerja membuat anyaman pandan, mulai dari tikar, tas hingga dompet mereka produksi dengan sentuhan tangan yang memiliki nilai jual yang ekonomis.
Seiring dengan perkembangan zaman, warga Desa Pantai Cermin Kanan ini tidak hanya menganyam tikar secara tradisional, tetapi juga telah menciptakan produk anyaman lainnya seperti tas. Perluasan produk anyaman ini bertujuan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Pengrajin anyaman di desa ini memasarkan produk-produknya melalui bazar, pameran, dan media sosial seperti Instagram dan Facebook.
Pemilik Menday Galeri, Eva Harlia. (Foto: Jafar/iNewsMedan.id)
Eva, generasi ketiga dalam keluarganya yang menekuni anyaman pandan, menceritakan bahwa awalnya kerajinan ini hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di mana, generasi pertama itu neneknya yang menganyam tikar masih hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi generasi kedua yaitu ibunya menganyam itu sudah mulai komersil artinya, hasil anyaman itu sudah dijual keluar daerah.
"Dan generasi nenek sama ibu saya itu, menganyam hanya sebatas buat tikar dan berkembangnya itu hanya sajadah itu pun bentuk lembaran dan itu turun temurun dilakukan masyarakat ini," kata Eva di Desa Pantai Cermin Kanan, Jumat (6/9/2024).
Namun, berkat ketekunan dan kreativitasnya, Eva berhasil mengembangkan produk anyaman menjadi berbagai macam kerajinan yang lebih modern dan diminati pasar.
"Kami, generasi ketiga ini membuat produk turunan seperti tas dan yang lainnya agar produk-produk itu dibuat untuk menjangkau pasar yang lebih luas," ujarnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait