Para volunteer yang berpartisipasi dalam gerakan Voluntourism ke - 2 yang bertemakan "Cinta Lingkungan" di Pulau Sibandang turut serta dalam kegiatan panen kakao, komoditas penting bagi masyarakat lokal dan ekonomi pulau.
Masyarakat sekitar diajarkan cara memanen tanpa merusak lingkungan dengan memilih buah kakao matang secara hati-hati. Melalui pengalaman ini, para relawan mendapat pemahaman tentang praktik pertanian berkelanjutan dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati serta lingkungan.
Hal ini sesuai dengan tujuan gerakan yang juga mengedukasi tentang pelestarian lingkungan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pertanian.
Para volunteer juga diajak untuk menanam pohon Ingul. Pohon ingul, pohon jior, dan pohon pongki/pokki, yang memiliki kedudukan istimewa dalam kehidupan masyarakat Batak Toba, bukan hanya menjadi bahan baku untuk membuat kapal dan rumah bolon, tetapi juga mencerminkan hubungan erat antara manusia dan lingkungan. Pemilihan pohon untuk keperluan konstruksi tradisional seperti kapal dan rumah bolon bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan.
Pada masa dahulu, ritual dan tata cara khusus melibatkan para tetua adat dan dukun dilibatkan, menunjukkan kearifan lokal dan pengetahuan mendalam tentang keseimbangan ekosistem.
Selain para volunteer yang aktif terlibat dalam kegiatan Voluntourism di Pulau Sibandang, Kepala Dinas Pariwisata, Sasma H. Situmorang, S.STP, M.Si, juga memberikan apresiasi yang besar atas kontribusi mereka. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi dan dedikasi dari setiap volunteer.
"Terima kasih buat teman-teman Strive atas partisipasi dan dedikasinya dalam menjadi volunteer di Pulau Sibandang. Ini adalah kali kedua mereka berkontribusi di sini, dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Semoga acara Voluntourism berikutnya juga bisa kita laksanakan di Pulau Sibandang dengan tema yang berbeda."
Selain itu, Sasma H. Situmorang juga turut aktif mengikuti kegiatan Voluntourism sebagai bentuk dukungan langsung dari pihak Dinas Pariwisata. Keikutsertaannya menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan dan budaya lokal, serta pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Sibandang.
Para volunteer juga diajak untuk berkreasi dengan membuat kerajinan tangan berupa aksesoris khas masyarakat Toba, yaitu gelang Sitolu Bolit.
Gelang Sitolu Bolit merepresentasikan 3 banua (dunia) yang diyakini masyarakat Toba dahulu, yaitu banua toruh (dunia kematian), banua tongah (dunia saat ini), dan banua ginjang (dunia bersama Tuhan). Tiga warna pada gelang Sitolu Bolit juga menggambarkan nilai yang dipegang oleh masyarakat Toba, yaitu putih yang melambangkan kejujuran, merah melambangkan keberanian, serta hitam melambangkan kewibawaan.
Editor : Chris
Artikel Terkait