Setelah diperiksa, ternyata ada IA, seorang mahasiswi Unand, ditemukan bersembunyi di bawah tempat tidur dengan koper dan bantal guling menutupinya. Namun, dia berhasil ditemukan mengenakan kaos oblong hitam dan celana pendek. Keduanya kemudian dibawa ke dalam masjid untuk menandatangani perjanjian.
"Masyarakat sedang emosi, maka proses selanjutnya dilakukan di kampus. Kami meminta klarifikasi bahwa mereka tidak melakukan hubungan intim. Tetapi mereka tetap dianggap bersalah karena secara agama dan adat, mereka tidak boleh berada di kamar yang bukan pasangannya," tambahnya.
Karena mereka melanggar aturan adat dan agama, mereka akan tetap diberi sanksi meskipun tidak melakukan perbuatan tidak senonoh. "Itu adalah aturan kearifan lokal di sini. Mereka melanggar, dan harus diberi sanksi sebagai efek jera," ujarnya.
Namun, Dodi menyatakan bahwa sanksi etik yang diberikan oleh kampus masih belum diketahui. Sidang etik tadi dilakukan di masjid sendiri.
"Kami sengaja melakukan sidang di kampus untuk menghindari reaksi emosional dari masyarakat dan untuk mendapatkan klarifikasi yang jelas. Ketika diamankan, mahasiswi tersebut memberikan keterangan yang membingungkan," jelasnya.
Dodi juga merasa kecewa terhadap laki-laki tersebut. Meskipun dia hafal Alquran, tetapi tidak menghayati ajaran tersebut dalam kehidupannya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
