MEDAN, iNewsMedan.id - Sisingamangaraja XII merupakan pejuang dari Tanah Batak, Sumatera Utara (Sumut) yang melawan Belanda. Ia juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah atas perjuangannya mengusir penjajah.
Pengangkatan gelar pahlawan itu disesuai SK Presiden RI No 590 Tahun 1961 tertanggal 9 November 1961. Dikisahkan, sewaktu Belanda datang ke Sumatera Utara untuk membantu misionaris menyebarkan agama Kristen, Sisingamangaraja XII menolaknya.
Bahkan, Sisingamangaraja menyatakan perang terhadap Belanda yang berencana menguasai wilayah Toba dan mendirikan benteng pertahanan di wilayah kekuasaan Sisingamangaraja tersebut. Perang Batak terjadi selama hampir 3 dekade, sejak 1878 hingga 1907. Dalam peperangan tersebut, Sisingamangaraja dan pasukannya terdesak sehingga menjalankan taktik perang secara gerilya.
Sosok Kesatria Batak Sisingamangaraja
Dari sisi kekuatan, jumlah pasukan Sisingamangaraja tidak sebanyak pasukan Belanda. Akhirnya, kekalahan demi kekalahan harus ditelan Sisingamangaraja dan pasukannya. Meskipun demikian, semangat juang Sisingamangaraja tidak surut. Dia terus melakukan perlawanan demi mengusir Belanda dari tanahnya.
Dalam sebuah buku 'Aku Sisingamangaraja' karya Sidjabat, Bonar W. Prof. Dr. (2007) disebutkan, Sisingamangaraja XII bukanlah pejuang biasa. Dia berasal dari kalangan bangsawan dan menjadi raja di negeri Toba.
Dia lahir pada 18 Februari 1845 di Bakkara, Tapanuli (kini Kabupaten Humbang Hasundutan) dengan nama Patuan Bosar Ompu Pulo Batu Sinambela, Sisingamangaraja diangkat sebagai raja pada 1871. Dia meneruskan kepemimpinan ayahnya, Sisingamangaraja XI.
Pahlawan Nasional Dikenal Sakti Bisa Usir Roh
Bahkan, disebutkan jika Sisingamangaraja XII merupakan kesatria Batak yang sakti. Diyakini bahwa sang Raja Singa Agung tersebut mempunyai kekuatan memanggil hujan, mengendalikan penanaman padi, dan dapat mengusir roh jahat.
Churmatin Nasoichan dalam bukunya Media Penulisan Pustaha Laklak dijelaskan, jika nenek monyak Suku Batak memiliki kemampuan supranatural. Terdapat peninggalan nenek moyang Batak berupa ilmu hitam, ilmu putih, ilmu nujum, dan lain-lain, yang diwariskan dalam bentuk pustaha laklak.
Di akhir periode Perang Batak, Belanda berhasil melakukan pengepungan di daerah Dairi, tempat Sisingamangaraja XII berada. Tak mudah menyerah, Sisingamangaraja masih terus melancarkan perlawanan sampai akhirnya ia tewas dalam pengepungan itu. Sisingamangaraja XII meninggal dunia pada 17 Juni 1907 akibat terkena timah panas yang ditembakkan oleh pasukan Belanda.
Makam Sisingamangaraja XII kini berada di dalam Komplek Taman Makam Pahlawan Sisingamangaraja di Balige. Sebelumnya, dia dimakamkan di Tarutung, Tapanuli Utara. Namun, atas inisiatif Presiden Soekarno, makam Sisingamangaraja XII dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953. Diketahui, Balige adalah lokasi pertama meletusnya perang yang terjadi antara pasukan Sisingamangaraja XII dan pasukan Belanda.
Artikel ini telah terbit di halaman iNewsSumut.id dengan judul Sosok Kesatria Batak Sisingamangaraja XII, Pahlawan Nasional Dikenal Sakti Bisa Usir Roh
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait