BEIJING, iNewsMedan.id - Sultan sejati, bukan sultan kaleng-kaleng ini luar biasa. Mas kawin untuk calon istri berupa uang tunai uang tunai sebesar 9,98 juta yuan sekitar Rp20,9 miliar, emas batangan dan jam tangan mewah diangkut dan dikirim menggunakan truk lapis baja.
Kejadian ini terjadi di Zhejiang, China timur, pada hari Selasa lalu. Pengiriman mas kawin dengan jumlah dan metode yang tak biasa ini direkam oleh orang-orang dan videonya menjadi viral di media sosial.
Beberapa video memperlihatkan mas kawin berharga tinggi tersebut dikirim dalam enam brankas berwarna merah cerah oleh empat pengawal profesional ke rumah calon istri yang menjadi tempat pertunangan. Uang tunai sebagai bagian dari mas kawin tersebut kemudian dikirim ke bank untuk disetorkan ke rekening tunangan.
Foto-foto yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan tumpukan uang tunai, emas, dan beberapa perhiasan diletakkan di atas meja dalam brankas.
Menurut Global Times yang dilansir pada Sabtu (3/6/2023), mas kawin yang mahal ini menuai iri dan kritik dari masyarakat secara online.
Namun, calon pengantin pria berusaha meremehkan kemewahan penampilan ini. "Ini adalah kebiasaan lokal yang umum di Taizhou," kata pria yang diidentifikasi oleh media China sebagai Yan (30), merujuk pada kota di Zhejiang tempat dia dan tunangannya tinggal.
Yan menambahkan bahwa dia dan tunangannya berencana untuk menikah pada akhir tahun 2023. Meskipun pemerintah telah berusaha untuk mengendalikan mas kawin, urusan pernikahan yang mahal di China tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Pada bulan Januari, Provinsi Jiangxi di tenggara China menjadi berita utama karena memiliki harga mas kawin rata-rata tertinggi di Xinhua, yaitu sekitar 380.000 yuan, tidak termasuk pendampingan lain seperti mobil dan rumah.
Pada bulan Februari, sebuah dokumen kebijakan utama untuk China tahun 2023 menetapkan rencananya untuk mengatasi masalah harga mas kawin yang sangat tinggi dan upacara pernikahan yang mewah.
Langkah-langkah ini diambil ketika China mencatat penurunan jumlah penduduk pertamanya sejak tahun 1961. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh truk lapis baja yang penuh dengan uang tunai yang dikirim oleh Yan di Zhejiang, tradisi mahal yang berasal dari milenium Dinasti Han belum sepenuhnya ditinggalkan dalam semalam.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait