MEDAN, iNewsMedan.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Utara H.M Nezar Djoleli menanggapi pernyataan mantan Ketua DPW PSI DKI Michael Sianipar usai mundur dari PSI.
Nezar mengatakan, sebagai kader yang pernah dibesarkan PSI, Michael jangan merasa lebih besar dari Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha.
Hal itu ditegaskan Nezar agar Michael Sianipar berhenti membangun opini seolah-olah berjasa besar membawa PSI DKI Jakarta menjadi satu fraksi di DPRD DKI Jakarta dengan delapan kursi dengan meminta DPP PSI instropeksi diri.
"Saya ingatkan Bro Michael perjuangan PSI itu mati satu tumbuh seribu. Bro Michael hanyalah seperlintasan dalam perjalanan panjang PSI ke depan. Jangan pernah merasa paling berjasa membesarkan PSI karena Ketua Umum Bro Giring Ganesha dan para Dewan Pembina lah yang tak henti membagun barisan PSI termasuk di DKI Jakarta." kata Nezar Djoeli kepada wartawan, Sabtu (17/12/2022).
Kata Nezar, PSI merupakan partai yang paling siap bertarung pada pemilu 2024 dengan tegak lurus pada keputusan DPP.
"Posisi mantan Ketua DPW DKI Jakarta tersebut tidaklah sebanding dengan Ketua Umum PSI yang selama ini bekerja dan melakukan konsolidasi hampir di semua provinsi se Indonesia dan lolos menjadi peserta pemilu 2024 mendatang," ucapnya.
Menurut Nezar, langkah yang di ambil oleh mantan Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Sianipar yang mengundurkan diri sebagai kader sudah tepat dari pada diberhentikan oleh DPP PSI yang selama ini melihat dan memiliki sejumlah catatan hitam terhadap Michael yang nantinya akan menjadi dasar pengambilan keputusan pemberhentian.
"Ambisi mantan ketua DPW DKI Jakarta tersebut salah satunya ingin mengambil posisi Ketum sepertinya harus gagal total. Sehingga Michael sendiri sepertinya mencari-cari berbagai alasan pembenaran mengungkapkan agar internal PSI instropeksi," ungkap mantan anggota DPRD Sumut ini.
Para kader PSI, sambung Nezar, turut memperhatikan rekam jejak Michael selama menjabat ketua DPW Jakarta mengabaikan atau berlawanan dengan arah perjuangan PSI yang selama ini terus konsisten mengkritik mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
"Kalau Michael ingin mendukung Anies silahkan, tapi DPP PSI punya sikap tegas menilai Anies dan Michael harus tunduk kepada garis partai," kata Nezar.
Nezar menabahkan, dia sepeninggalan Michael dan beberapa kader PSI, para pengurus dan kader menambah semangat untuk menyambut kemenangan PSI di 2024 nantinya.
"PSI memiliki banyak kader-kader yang baik, pada aktivis dan berjiwa petarung dan akan merobah cara berpolitik di negeri ini dengan pemikiran dan gerakan kaum muda melalui pemerintahan baik di tingkat Kabupaten dan Kota, Wilayah dan seluruh Indonesia. Michael keluar tapi kami kedatangan kader baru termasuk di Sumut," ujar Nezar.
Salah satu kader baru PSI Sahat Simatupang enggan menanggapi mundurnya Michael Sianipar dan Rian Ernest. Nanum dia menilai, PSI sangat ketat dan mengikuti gerak - gerik kader nya. "Itu yang saya rasakan. Mungkin itu juga yang menyebebkan kader PSI yang berbeda haluan dan kepentingan dengan DPP harus mundur dari pada dipecat," kata aktivis 98 ini.
Sahat menambahkan, dia dan kader - kader baru PSI tak terganggu dengan pengunduran diri kader beberapa kader PSI yang turut membesarkan partai berlambang bunga mawar dalam genggaman itu.
"Saya rasa kami semua tidak terganggu. Itu hal kecil, sepekan ke depan berita pengunduran diri Michael Sianipar dan Rian Ernest sudah hilang. Saya dan kawan-kawan juang lainnya lebih memilih fokus mempersiapkan diri dan Dapil kami masing-masing untuk Pemilu 2024 mendatang," ujar jurnalis senior Tempo ini.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait