MEDAN, iNewsMedan.id - Laju tekanan inflasi di AS melambat yang memberikan kabar baik bagi bursa global. Melambatnya laju tekanan inflasi tersebut disinyalir sebagai awal dimana Bank Sentral AS bisa saja tidak akan seagresif sebelumnya dalam menaikkan bunga acuan. Agresifitas diproyeksikan akan berkurang, sekalipun kemungkinan suku bunga acuan The FED tidak akan dinaikkan lagi masih sebuah keniscayaan.
Di akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun Rupiah sama-sama diperdagangkan menguat. Setelah sehari sebelumnya baik IHSG dan Rupiah mengalami tekanan yang cukup besar. IHSG pada hari ini ditutup menguat 1.76 persen di level 7.089,21.
"Meskipun ditutup menguat di akhir pekan ini, namun IHSG sempat berfluktuasi cukup tajam selama sepekan terakhir," kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (11/11/2022).
Gunawan menjelaskan, disisi lain, kinerja mata uang Rupiah mengalami penguatan yang cukup tajam pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah ditransaksikan menguat dikisaran 15.489 per US Dolar pada perdagangan sore ini. Kondisi mata uang Rupiah yang menguat signifikan tersebut terdorong oleh data inflasi AS yang memberikan gambaran bahwa The FED bisa saja lebih lunak dalam kebijakan suku bunganya kedepan.
"Setidak-tidaknya pelaku pasar memiliki pemahan seperti itu. Mengingat data (inflasi) yang kerap dijadikan sebagai alasan untuk menaikkan suku bunga acuan The FED selama ini, bergerak menurun meskipun masih jauh dari target yang diharapkan. Akan tetapi setidaknya penguatan rupiah pada hari ini mengurangi kekuatiran yang berlebihan terhadap kinerja mata uang rupiah yang belakangan sempat terpuruk," jelasnya.
Sementara itu, harga emas dunia pada perdagangan hari jumat juga menunjukan kenaikan, khususnya bila ditarik data sejak awal pekan ini. Emas bahkan menembus level psikologis 1.700. Bahkan harga emas dunia nyaris menyentuh $1.760 per ons troy. Meskipun sejauh ini harga emas ditransaksikan di kisaran $1.757 per ons troynya.
Harga emas yang menguat juga tidak terlepas dari daya tarik US Dolar yang meredup seiring dengan US Dolar index yang terus turun belakangan ini. Pelemahan USD Index yang dikisaran 108 menjadi angin segar bagi penguatan pasar keuangan.
"Meski demikian dikarenakan terjadi penguatan rupiah, maka harga emas dalam rupiah tidak akan sejalan dengan kenaikan harga emas dalam US Dolar. Saat ini harga emas ditransaksikan sekitar 877 ribu per gramnya," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait