BANDA ACEH, iNewsMedan.id - Usaha warung kopi di Kota Banda Aceh terus berkembang dari generasi ke generasi. Tak heran, bila kota ini dikenal sebagai kota 1.000 warung kopi (warkop).
Di setiap sudut kota terdapat warung kopi dari yang tradisional hingga modern. Berbagai kalangan dari usia muda hingga tua berkumpul menikmati secangkir kopi.
Masing-masing warkop punya daya tarik tersendiri untuk menarik minat pelanggan agar selalu berkunjung. Di sisi lain, mengunjungi kedai kopi menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh.
Mereka tidak sekadar menghabiskan waktu luang, tapi juga ruang diskusi serta berbagi pikiran dan pendapat. Tak heran, jika banyak yang menganggap warung kopi jadi rumah kedua bagi warga Aceh.
Untuk menjaga kualitas kopi Aceh dan kuliner sesuai dengan standar kesehatan Balai Besar POM menjaga kualitas kopi dan berbagai kuliner di sana. Salah satunya melalui Sanger Ureung Aceh.
"Warung kopi menjadi rumah kedua bagi mayoritas masyarakat Aceh yang hampir setiap hari selalu berinteraksi satu sama lain di warung kopi. Mereka juga menjual aneka produk pangan olahan/kemasan maupun siap saji," ujar Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh, Yudi Noviandi dalam keterangannya dilansir Minggu (7/8/2022).
Dalam upaya ini pemerintah melibatkan 1.000 warung kopi secara serentak di 23 kabupaten dan kota Aceh. Sejumlah influencer milenial pun dilibatkan demi menjaga kualitas kopi di kota 1.000 Warung Kopi.
Aceh sendiri sangat istimewa dengan 'emas hitam' biji kopi. Brand Kopi Gayo bahkan terkenal hingga ke penjuru dunia. Konon brand resto besar menggunakan kopi Gayo sebagai bahan baku produknya.
Dalam banyak festival tingkat dunia Kopi Gayo Aceh juga selalu mendapatkan tempat tertinggi di kasta kopi dunia.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait