TURBULENSI kerap terjadi saat melakukan perjalanan udara. Namun, bagi sebagian orang, hal itu dianggap menyeramkan dan bisa mengancam nyawa. Tapi, apa sebenarnya turbulensi dan penyebabnya? Simak selengkapnya.
Secara singkat, turbulensi adalah kondisi di mana aliran angin berubah drastis yang menyebabkan pesawat mengalami guncangan ringan maupun kuat. Turbulensi disebabkan oleh beberapa hal. Dari penjelasan Kapten Vincent dalam video yang diunggahnya di YouTube beberapa waktu lalu, berikut jenis-jenis turbulensi pesawat:
Mechanical Turbulence
Mechanical Turbulence biasanya terjadi karena angin yang mengalir di atas atau di sekitar medan yang tidak teratur atau penghalang buatan manusia, seperti gedung pencakar langit maupun gunung.
Kapten Vincent mengatakan, turbulensi jenis ini disebabkan oleh surface friction atau udara yang tertiup, lalu naik kembali dan berputar-putar. Ketika udara di dekat permukaan bumi mengalir melewati gedung, gunung, dan sebagainya, aliran angin horizontal normal terganggu dan berubah menjadi pola pusaran yang rumit dan pergerakan udara tidak teratur lainnya.
Thermal Turbulence
Thermal turbulence biasa terjadi pada siang hari selama akhir musim semi, musim panas, dan awal musim gugur. Penyebabnya adalah pemanasan permukaan bumi yang tidak merata. Matahari yang memanaskan atmosfer bagian bawah mengakibatkar arus konvektif tidak merata.
“Kalau kita bicara thermal turbulence biasanya konvektif, udaranya naik ke atas. Yang seperti ini biasanya ada di awan-awan seperti awan cumulus. Kalau kita terbang di sampingnya awan cumulus itu biasanya ada disruption of airflow,” ungkap Kapten Vincent.
Kapten Vincent menambahkan, awan cumulus sendiri biasanya terbentuk karena adanya konveksi. Artinya, adanya kenaikan udara panas naik ke atas.
Clear Air Turbulence
Clear Air Turbulence adalah jenis turbulensi pesawat yang sulit untuk dideteksi dan terjadi secara tiba-tiba meskipun kondisi cuaca saat penerbangan sedang cerah. Clear Air Turbulence (CAT) biasanya terjadi di dekat jet stream, atau arus udara yang sempit dan bergerak cepat, biasanya dekat dengan Tropopause dan dihasilkan sebagai hasil dari gradien suhu antara massa udara. Jet Stream juga diartikan sebagai terowongan udara yang kecepatan udaranya mencapai 200 sampai 300 kilometer per jam.
“Clear Air Turbulence ini biasanya terasosiasi adanya dekat-dekat dengan jet stream. Makanya pentingnya membaca ramalan cuaca ketika kita akan terbang. Ketahui di mana posisi jet stream. Di perbatasan jet stream itu biasanya akan terjadi turbulensi yang ekstrem,” jelasnya.
Wake Turbulence
Disamping jenis-jenis turbulensi yang disebabkan oleh alam, pesawat sendiri dapat menyebabkan turbulensi, yang disebut Wake Turbulence. Kapten Vincent menjelaskan, hal ini dikarenakan ketika pesawat akan terbang, ia harus memproduksi daya angkat. Saat itu, pesawat akan mendisrupsi udara yang ada di belakangnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait