Indeks Kualitas Penyiaran Infotainment Diposisi Stagnan

Isnaini Kharisma
Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis dalam kegiatan diseminasi hasil riset indeks kualitas siaran televisi

MEDAN, iNews.id - Potret kualitas siaran infotainment dari tahun ke tahun memiliki indeks kualitas di posisi 2,8 atau stagnan. Padahal, infotainment sudah mendarah daging dan genre ini selalu diminati oleh kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT). 

Namun, beberapa aspek infotainment selalu menjadi masalah. Sering tidak menghargai hak privasi seseorang yang bersifat pribadi dan menjadikan isu yang selalu ditonjolkan. Sehingga tayangan infotainmen dinilai hanya menyajikan hiburan saja namun minim informasi yang diberikan ke masyarakat luas.

Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan diseminasi hasil riset indeks kualitas siaran televisi dengan tema 'Infotainment: Budaya Selebriti di Ranah Jurnalistik?' yang digelar di Aula Serbaguna Fisip USU, Kamis (14/7/2022).

"Maka itu, KPI tidak mentolerir semua aspek yang menyinggung privasi seseorang. Contohnya di televisi seharusnya tidak menanyangkan kekayaan seseorang," sambung mantan Ketua KPI Pusat selama dua periode ini. 

Dalam riset kali ini, pihaknya telah bekerjasama dengan 12 perguruan tinggi di Indonesia. Kota Medan tepatnya di USU menjadi salah satu perguruan tinggi yang terlibat dalam riset ini.

"Mudah-mudahan ini menjadi data kita terutama dalam kontribusi aktif selama ini apa yang harus diperbaiki dalam siaran televisi. Memang sudah tak zamannya lagi kita saling menyalahkan. Namun kita harus cari tahu dimana salahnya, kontennya kah atau regulasinya. Jadi inilah satu konsolidasi kita hari ini," jelasnya. 

Terkait intertaimen tadi selama ini, menurut Yuliandre dipertanyakan apakah masuk ranah atau bernilai jurnalistik. Sebab di jurnalistik memiliki cover both side maka ada pertanyaan apakah di infotaimen dipergunakan atau tidak.

"Ternyata tidak. Bahkan kenyataannya selama ini rata-rata penilaian dari informan untuk masalah privasi sangat kurang," sebutnya.

Dia berharap di Kota Medan bisa ada konfrensi penyiaran agar duduk bersama semua genre dan tokoh terkait bukan hanya masalah infotaimen saja. Sehingga mendapatkan masukan untuk roadmap penyiaran Indonesia kedepannya.

"Kita harapkan tidak muncul lagi sinetron yang memiliki episode hingga ribuan dan tayangan yang tidak mendidik. Sehingga kita bisa mewujudkan penyiaran yang sehat di Indonesia," ungkapnya. 

Dalam kegiatan itu, hadir Plt Dekan Fisip USU, Dr. Hatta Ridho dan dua narasumber dalam diskusi ini yang juga sekaligus dosen di Fisip USU, Dr Iskandar Zulkarnain dan Faridah Hanim.

Hatta Ridho mengatakan, FISIP USU yang ditunjuk sebagai tuan rumah diharapkan memiliki peran yang bisa dibagi dalam Univesitas dan KPI. 

"Sebab penyiaran merupakan badan dari informasi secara global dan dari kegiatan ini diharapkan perilaku masyarakat bisa berubah," sebutnya.

Dosen Fisip USU, Iskandar Zulkarnain yang juga sering menjadi pengamat penyiaran menambahkan masyarakat harus membangun budaya literasi. Sebab penyiaran saat ini sudah masuk ke ranah digitalisasi. 

"Maka masyarakat harus ikut berpartisipasi bersama-sama rekan akademisi, jurnalistik serta mahasiwa melalui penyiaran sehat untuk membangun Indonesia lebih baik," pungkasnya.

Editor : Jafar Sembiring

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network