Takut Video Syurnya Disebar, Remaja Putri di Taput Diperkosa 10 Pria

TAPUT, iNews.id- Sebanyak 10 orang pria di Tapanuli Utara diringkus polisi karena memperkosa seorang remaja putri berinisial CS (16). Di antara para pelaku, 7 di antaranya masih berusia di bawah umur.
Para pelaky yaitu, DH (19), APDH (20) , BAS (20), RDAM (17) , LMS (15) , EGFTN (16) , MRH (16 ) , ASS (17) , JS (16) , JAH (17). Semua warga satu Kelurahan di salah satu Kecamatan di Taput.
Kasi Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu W Baringbing menyampaikan penangkapan para tersangka bermula saat ibu korban berinisial PSS (51) melaporkan kasus pemerkosaan ini ke Polres Taput, pada Sabtu (4/6).
"Ibu korban menerangkan bahwa anaknya telah disetubuhi oleh 10 orang laki-laki, dimana 7 orang diantaranya masih di bawah umur dan 3 orang sudah dewasa," terang Walpon, Senin (6/6).
Atas laporan ini, polisi kemudian memintai keterangan korban. Menurut keterangan korban, bahwa dirinya pertama sekali dicabuli oleh MRH di salah satu tempat dengan cara mau sama mau sekitar bulan April 2022.
"Saat mereka melakukan cabul tersebut, mereka merekam lewat handphone sehingga ada video tersimpan di handphone MRH. Namun ternyata video ini sampai kepada tersangka BAS. Tersangka BAS pun mengirim video tersebut kepada korban dan mengancam akan membeberkannya kepada orang lain," terang Walpon.
Takut dengan ancaman tersebut, korban pun bersedia memenuhi permintaan para pelaku untuk bersetubuh. Akhirnya, para pelaku secara bergilir memperkosa korban.
"Peristiwa memilukan ini terungkap saat ibu korban handphone korban dan ditemukan video dan chating ajakan itu. Lalu ibu korban menanyakan korban dan korban pun menangis dan memberitahukan semua yang terjadi," terang Walpon.
Para tersangka kata Walpon mengaku seluruh perbuatannya. Kesepuluhnya pun langsung ditahan. "Atas perbuatan para tersangka kepada mereka dipersangkakan melanggar pasal 76E Yo Psl 82 ayat( 1)(2)(3) dan (4) UU RI tahun 2016 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 5 Tahun dan mMaksimal 15 tahun penjara," tutup Walpon.
Editor : Ismail