NEPAL, iNews.id - Seorang remaja asal Nepal, Deshant Adhikari membuat satu negaranya heboh. Pasalnya, gadis berusia 16 tahun itu memiliki satu keunikan yang berasal dari bagian tubuhnya.
Bagaimana tidak, di tubuhnya ditumbuhi ekor sehingga mengundang kehebohan negaranya. Hal itu membuat Deshant Adhikari viral dimedia sosial.
Diketahui, Deshant Adhikari ditumbuhi ekor yang terletak di bagian bawah tulang belakang. Hal itu dilihat oleh orangtua Deshant Adhikari beberapa hari setelah kelahirannya.
Melansir Mirror, Senin (18/4/2022), Deshant Adhikari awalnya malu dengan ekor berbulu sepanjang 70 cm tersebut. Dia pun selalu menyembunyikannya dari publik.
Melihat ekor tersebut semakin panjang, orangtua Deshant lantas memutuskan untuk membawanya ke beberapa rumah sakit di Nepal dan di luar negeri untuk mencari pengobatan.
Dalam keputusasaan, akhirnya mereka menemui seorang pendeta lokal. Tak disangka, sang pendeta malah menyebut Deshant adalah reinkarnasi Dewa Hanoman.
Kabar itu lantas membuat Deshant dan orangtuanya merasa lebih bahagia dengan keberadaan ekor tersebut. Bahkan, sang pendeta berpesan agar ekor itu tidak disisir maupun dipotong menggunakan alat apa pun.
Sekarang, Deshant menjadi lebih percaya diri untuk menunjukkan ekornya. Dia mengamini perkataan sang pendeta dan sangat nyaman menunjukkan ekornya kepada dunia. Deshant pun kerap memamerkan ekor panjangnya di media sosial.
“Sebuah video saya menjadi viral di Tik Tok dan sekarang banyak orang mengenal saya sebagai anak laki-laki berekor, dan saya merasa senang dengan itu," ujarnya. Deshant bukan satu-satunya keajaiban medis yang berasal dari Nepal.
Pada 2020, pria terpendek di dunia yang bisa berjalan meninggal di usia 27 tahun, setelah berjuang melawan sejumlah kondisi kesehatan. Khagendra Thapa Magar dari Nepal, tingginya hanya 67,08 ketika ia memecahkan Rekor Dunia Guinness pada ulang tahunnya yang ke-18 di tahun 2010.
Secara resmi terdaftar sebagai pria terpendek di dunia yang bisa berjalan, Khagendra sangat kecil ketika dia lahir sehingga tubuhnya pas di telapak tangan ayahnya.
Editor : Odi Siregar