Jelang Musda Golkar Sumut, Shoibul Anshor: Jangan Sempitkan Pilihan Nama

MEDAN, iNewsMedan.id - Pengamat politik Shohibul Anshor Siregar menilai Bupati Labuhanbatu Utara, Hendriyanto Sitorus, bukanlah kader prioritas dalam bursa calon Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara (Sumut). Hal ini mencuat menyusul penunjukan Ahmad Doli Kurnia Tandjung sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Golkar Sumut untuk mengawal Musyawarah Daerah (Musda) pada Januari 2026.

Menurut Shohibul, meski Hendriyanto muncul sebagai calon kuat pasca-berakhirnya masa jabatan Musa Rajekshah (Ijeck), DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia diprediksi akan melakukan kalkulasi matang. Sebagai partai yang matang dan berpengalaman sejak 1971, Golkar dianggap memiliki stok kader yang melimpah.

Baca Juga

Internal Golkar Sumut Memanas, Pengamat Ingatkan Potensi Kerugian Kader

“Golkar Sumut tidak hanya memiliki satu atau dua nama. Kadernya banyak, tersebar di berbagai daerah, dengan pengalaman dan kapasitas yang memadai,” ujar Shohibul di Medan, Selasa (30/12/2025).

Shohibul menjelaskan bahwa militansi dan kapasitas kader Golkar sudah teruji melalui transformasi partai menjadi organisasi modern yang moderat dan sentris. Ia menyebutkan sejumlah nama senior yang memiliki jam terbang tinggi, seperti Wakil Gubernur Sumut Surya, Wagirin Arman, Yasir Ridho Lubis, hingga Andar Amin Harahap.

Selain tokoh senior, ia juga menyoroti potensi generasi muda seperti Ketua HIPMI Akbar Himawan Buchari, Wakil Bupati Serdang Bedagai Adlin Tambunan, dan Anggota DPRD Sumut Rahmadianshah.

Baca Juga

Ijeck Bantah Pernyataan Ahmad Doli Kurnia: Tak Pernah Ada Komunikasi Soal Plt dan Musda Golkar Sumut

“Figur seperti Hendriyanto Sitorus tentu memiliki kapasitas. Namun Golkar Sumut tidak boleh menyempitkan pilihan hanya pada satu nama,” tegasnya.

Ia pun mendorong agar Musda Golkar Sumut mendatang dilaksanakan secara terbuka dan demokratis. Shohibul juga mengingatkan Ahmad Doli Kurnia selaku Plt Ketua agar fokus melakukan konsolidasi internal guna menghindari polemik yang dapat memicu kegaduhan di tubuh partai.

Editor : Jafar Sembiring