Ekonomi Sumut Tumbuh 4,69 Persen di Triwulan II-2025, Transportasi dan Ekspor Jadi Pendorong

MEDAN, iNewsMedan.id– Badan Pusat Statistik (BPS) l mencatat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,69 persen pada Triwulan II-2025 (y-on-y). Pertumbuhan ini juga tercermin secara kuartalan sebesar 2,97 persen (q-to-q), dan secara kumulatif semester I terhadap semester I tahun sebelumnya sebesar 4,68 persen.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara atas dasar harga berlaku mencapai Rp306,74 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp164,69 triliun.
Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, menjelaskan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan, didorong oleh membaiknya harga komoditas seperti CPO dan beras.
"Pertanian kita mampu bangkit, harga CPO juga membaik sehingga kinerja perkebunan cukup bagus. Selain itu, petani saat ini semangat karena harga gabah sudah ditetapkan di tingkat yang cukup baik, sehingga produksi padi kita juga bagus," ujar Asim, Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia juga menyebut bahwa kebijakan pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 di bulan Juni ikut mendorong aktivitas konsumsi masyarakat.
"Itu tentu menggairahkan ekonomi masyarakat Sumatera Utara, meski konsumsi rumah tangga masih belum terlihat terlalu bergairah. Tapi daya beli masyarakat masih cukup tinggi," tambahnya.
Transportasi dan Ekspor Jadi Penopang
Secara sektoral, Transportasi dan Pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,83 persen (y-on-y), disusul Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 7,17 persen, serta Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 4,88 persen.
Dari sisi pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa tumbuh paling tinggi sebesar 9,94 persen, sementara konsumsi rumah tangga tetap tumbuh solid di angka 4,95 persen.
Asim juga menyinggung potensi ekspor lain dari Sumut, khususnya komoditas nontradisional.
"Ekspor kita masih didominasi oleh CPO, dan yang sekarang sedang tren adalah kemenyan. Tahun ini, kemenyan asal Sumut seperti dari Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan sudah menembus nilai ekspor 58 juta dolar AS," ungkapnya.
Ia berharap, industrialisasi atau hilirisasi kemenyan bisa menjadi peluang pertumbuhan baru di masa mendatang.
Editor : Ismail