Langgar Batas Cukai, Ribuan Batang Rokok Disita dari Bagasi Jemaah Haji Indonesia

MADINAH, iNewsMedan.id – Upaya penyelundupan rokok dalam jumlah besar terungkap saat pemeriksaan bagasi jemaah haji Indonesia di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Rabu (14/5/2025). Pihak bea cukai Arab Saudi menyita 100 slop rokok yang tersebar di sembilan koper milik jemaah dari kloter JKG.
Rokok-rokok itu terdeteksi saat koper melewati mesin X-Ray pada pukul 04.30 waktu setempat. Petugas langsung mengamankan sekitar 1.000 bungkus rokok karena melampaui batas maksimal dua slop per orang yang diperbolehkan menurut aturan cukai Saudi.
"Kejadian ini bukan yang pertama, tapi jumlahnya yang terbesar sejauh ini," ujar Wakil Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Bandara, Abdillah Muhammad, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI, Kamis (15/5).
Proses penyitaan dilakukan tanpa kehadiran pemilik koper. PPIH menjadi perwakilan resmi dalam koordinasi dengan otoritas bandara. Setelah pemeriksaan, koper-koper tersebut dikembalikan ke akomodasi jemaah.
Kasus ini memperkuat peringatan PPIH agar jemaah tidak membawa rokok secara berlebihan. Selain disita, pelanggaran semacam ini juga dapat berujung sanksi denda.
"Kami terus mengingatkan jemaah agar disiplin dan tidak melanggar ketentuan negara tujuan. Ini demi kelancaran ibadah mereka sendiri," tegas Abdillah.
Ia mencontohkan, pada musim haji tahun lalu, seorang jemaah didenda 200 riyal Saudi karena membawa lima slop rokok.
Abdillah juga mengingatkan bahwa jemaah bukan hanya dilarang membawa rokok berlebih, tetapi juga tidak diperkenankan menerima titipan dari orang lain.
"Jangan merasa tidak berdosa hanya karena dititipi. Yang kena imbas tetap yang membawa," ujarnya.
Otoritas Saudi diketahui sangat ketat dalam penerapan aturan cukai. Pelanggaran sedikit saja bisa berdampak serius pada kelancaran perjalanan ibadah.
"Menuju haji mabrur bukan hanya soal niat ibadah, tapi juga kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Mari kita hormati aturan negara yang menerima kita," pungkas Abdillah.
Editor : Ismail