Bukan Sekadar Bermain, Futsal Jadi Bagian Terapi Pasien RSJ Prof Dr M Ildrem

MEDAN, iNewsMedan.id- Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr M Ildrem terus mengembangkan program psikososial bagi pasien dengan gangguan kesehatan mental. Salah satu programnya adalah bermain futsal, yang dirancang untuk melatih fokus dan koordinasi pasien selama masa perawatan.
Di bawah sinar matahari pagi, sejumlah pasien disabilitas mental tampak antusias berlari di lapangan futsal rumah sakit. Bagi mereka, ini bukan sekadar permainan, melainkan bagian dari terapi yang bertujuan meningkatkan konsentrasi dan keterampilan motorik.
"Program bermain futsal ini merupakan bagian dari terapi psikososial di RSJ Prof Dr M Ildrem. Dengan aktivitas ini, pasien dilatih untuk tetap fokus dan aktif," ujar Direktur RSJ Prof Dr M Ildrem, drg. Ismail Lubis, MM, Senin 10 Maret 2025.
Selain futsal, pasien juga dilibatkan dalam berbagai aktivitas kreatif, seperti membuat kerajinan tangan. Dengan penuh ketelatenan, mereka mengolah bahan sederhana menjadi produk bernilai, sekaligus melatih kesabaran serta keterampilan motorik halus.
Program pemulihan di RSJ Prof Dr M Ildrem tidak hanya terbatas pada olahraga dan kerajinan. Pasien juga diajak berkebun, bernyanyi, serta mengikuti berbagai kegiatan sosial lainnya. Setiap aktivitas ini dirancang untuk membangun kembali rasa percaya diri dan keterampilan sosial mereka.
Menurut Ismail Lubis, program ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan kecemasan berlebihan, bipolar, hingga depresi. Dengan mengikuti berbagai kegiatan positif, pasien dapat menjalani terapi dengan lebih efektif.
"Pendekatan ini membantu pasien kembali beradaptasi dengan kehidupan sosial serta memiliki keterampilan yang bermanfaat setelah menjalani perawatan," jelasnya.
Lebih lanjut, Ismail menekankan bahwa program psikososial ini merupakan bentuk upaya memanusiakan manusia. RSJ Prof Dr M Ildrem ingin memastikan pasien tetap produktif, sehingga ketika kembali ke keluarga dan masyarakat, mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.
"Jika pasien tidak memiliki kegiatan, ada risiko gangguan kesehatan mental mereka kambuh. Oleh karena itu, kami ingin mereka tetap aktif dan produktif," tambahnya.
Dengan adanya program ini, pasien tidak hanya mendapatkan terapi yang lebih menyenangkan, tetapi juga mengasah keterampilan yang dapat berguna di masa depan.
"Program psikososial ini diharapkan menjadi langkah signifikan dalam mendukung pemulihan serta reintegrasi sosial pasien di lingkungan mereka," tutup Ismail.
Editor : Ismail