Kangkangi Perintah Asta Cita Menteri Imipas, KPR Tarutung Diduga Pungli Jual Beli Kamar Hunian

MEDAN, iNewsMedan.id - Aksi dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Tarutung berinisal JBN mencuat ke publik. Praktik pungutan liar berupa jual beli kamar hunian ini diungkapkan oleh salah seorang keluarga warga binaan berinisial AD.
AD mengungkapkan kepada awak media bahwa kerabatnya yang baru saja mendekam di Rutan Klas IIB Tarutung diminta untuk membayar uang kamar dengan jumlah yang bervariasi oleh KPR Rutan Tarutung. Untuk kamar yang dihuni 15 hingga 20 orang, setiap warga binaan diwajibkan membayar uang kamar sebesar 1 hingga 3 juta rupiah.
Sedangkan untuk kamar yang dihuni 10 orang, setiap warga binaan baru diwajibkan membayar uang kamar sebesar 4 hingga 5 juta rupiah yang disetorkan langsung kepada KPR Rutan Tarutung berinisial JBN.
"Adik saya yang sekarang lagi ditahan di rutan Tarutung itu, kemarin ada menghubungi saya, kalau dia dimintai untuk membayar uang kamar ke KPR," ungkap AD, Senin (17/2/2025).
"Untuk jumlahnya sendiri itu bervariatif, dilihat dari isi tahanan yang ada di dalam kamar itu, sekitar 1-5 juta rupiah lah," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Pengamanan Rutan Klas IIB Tarutung, James Bond Naiboho, yang dikonfirmasi melalui pesan singkat Whatsapp dan telepon belum memberikan keterangan apa pun.
Dugaan praktik jual beli kamar hunian yang dilakukan KPR Rutan Klas IIB Tarutung ini sangat bertolak belakang dengan 5 Asta Cita yang diperintahkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Dalam poin ke-5 Asta Cita yang disampaikan Menteri Imigrasi, tertulis 'Mewujudkan diri dan organisasi yang bersih dan terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba serta pungutan liar'.
Editor : Jafar Sembiring