JAKARTA, iNewsMedan.id - Algorithmics, sekolah pemrograman internasional, terus memperkuat misinya untuk memberdayakan generasi muda Indonesia melalui pembelajaran pemrograman.
Dengan menggunakan pendekatan yang inovatif, Algorithmics membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir logis, problem solving, dan kreativitas-semua elemen penting untuk sukses di dunia digital masa depan.
“Misi utama kami adalah memberikan anak - anak Indonesia fasilitas dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi inovator masa depan. Pemrograman bukan hanya tentang belajar coding, tetapi tentang mengasah kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menjadi lebih kreatif dalam menghadapi tantangan," ujar COO Algorithmics Indonesia, Taufiq Wisnu, Selasa (24/9/2024).
Pemrograman Sebagai Sarana untuk Meningkatkan Kreativitas dan Problem-Solving
Pemrograman telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan logis pada anak - anak. Melalui pembelajaran di Algorithmics, siswa diajak untuk berpikir secara sistematis, menganalisis masalah, dan merancang solusi yang efektif.
Pemrograman tidak hanya mengajarkan mereka cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana menerapkan metode analitis dalam kehidupan sehari - hari. Dengan kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan coding dan pemikiran kritis, Algorithmics telah mendapatkan banyak testimoni positif dari siswa dan orang tua.
Salah satu orang tua siswa, Richard, berbagi pengalamannya yang telah mendaftarkan anaknya di Algorithmics.
"Saya ingin mereka memiliki keterampilan di bidang teknologi dan pemrograman sejak dini. Setelah mengikuti kursus ini, saya melihat peningkatan besar dalam kreativitas dan kemampuan berpikir logis anak saya. Anak saya sekarang lebih terstruktur dalam menyelesaikan masalah dan lebih sabar saat menghadapi tantangan," ujarnya.
"Saya sangat senang melihat dia mengaplikasikan keterampilan pemrograman ini dalam kehidupan sehari - hari, seperti saat mengerjakan PR. Harapan saya adalah anak saya terus mengasah keterampilan ini dan nantinya bermanfaat untuk masa depannya, baik itu dalam studi maupun karirnya,” sambungnya.
Selain itu, pemrograman di Algorithmics menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan solusi nyata atas masalah yang ada di sekitar mereka.
Salah satu siswa, Andrew, mengaku bahwa belajar di Algorithmics memberikannya pengalaman baru.
"Aku suka banget bikin game sendiri, apalagi karena aku hobi main game. Tantangan terbesarku waktu bikin game di Pygame adalah menentukan posisi karakter, dan ketika aku bikin aplikasi di PyQt5, bikin tata letaknya lumayan susah. Tapi untungnya, para pengajar di sini selalu siap membantu jadi aku bisa melewati semua kesulitannya," ujarnya.
"Keterampilan pemrograman ini juga membantu aku dalam pelajaran di sekolah, seperti matematika, karena bikin aku lebih percaya diri dalam memecahkan soal-soal dalam pelajaran tersebut," jelasnya.
Menciptakan Generasi Digital yang Kompetitif
Sejak didirikan, Algorithmics telah meluluskan lebih dari 1.1 juta siswa di seluruh dunia, dengan visi untuk menciptakan generasi digital yang kompetitif dan adaptif, Algorithmics terus berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan inspiratif bagi masa depan siswa.
Algorithmics telah melihat berbagai kisah sukses dari siswa - siswa yang berhasil menerapkan keterampilan pemrograman mereka untuk menciptakan solusi inovatif.
“Kisah sukses dari para siswa yang berhasil menerapkan keterampilan mereka untuk menciptakan solusi inovatif adalah bukti nyata bahwa, dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa percaya diri menatap masa depan dan bahkan mengubah dunia mereka sendiri melalui teknologi. Di Algorithmics, kami berdedikasi untuk terus mendukung inovasi anak-anak dalam menghadapi tantangan masa depan," ujar Taufiq.
"Pembelajaran pemrograman di Algorithmics, tidak hanya membantu siswa menjadi lebih kreatif, tetapi juga menumbuhkan rasa kepercayaan diri untuk mengeksplorasi berbagai solusi teknologi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang mereka butuhkan untuk masa depan," tutup Taufiq.
Editor : Odi Siregar