MEDAN, iNewsMedan.id - Kisah Nabi Ayub menjadi teladan bagi seluruh para Muslim hingga akhir zaman. Kesabaran Nabi Ayub Alaihissallam yang tetap kuat meskipun dihadapkan pada cobaan yang sangat berat.
Nabi Ayub Alaihissallam diutus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala ke wilayah Hauran, yang terletak antara Yordania dan Suriah (1420-1540 SM). Kisah Nabi Ayub dikenal karena iman dan kesabaran tak tergoyahkannya.
Dia diuji dengan berbagai cobaan, mulai dari kehilangan harta, kematian seluruh anak-anaknya, hingga menderita penyakit yang membuat seluruh tubuhnya penuh luka selama 18 tahun.
Ustaz Dr Firanda Andirja Lc MA, mengutip dari saluran YouTube resminya, Firanda Andirja Official menceritakan kisah Nabi Ayub Alaihissallam. Suatu hari, Iblis mendatangi Allah Subhanahu wa ta'ala dan berkata:
"Wahai Allah, hamba-Mu Ayub, sungguh dia telah diberikan segala kenikmatan dunia, harta, anak-anak, istri, namun tetap bersyukur kepada-Mu. Tetapi izinkanlah aku menggoda dia dengan kekayaannya dan keturunannya. Engkau akan melihat bahwa Ayub akan taat kepadaku dan melanggar perintah-Mu."
Maka Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan izin kepada Iblis untuk menggoda Nabi Ayub Alaihissallam melalui harta dan anak-anaknya. Iblis kemudian mendatangi kambing-kambing milik Nabi Ayub dan membakarnya. Semua kambing itu habis terbakar.
Kemudian, Iblis mendekati Nabi Ayub Alaihissallam saat sedang melaksanakan shalat. Iblis menyamar sebagai seorang penggembala kambing.
"Wahai Ayub, kau sedang shalat untuk Tuhanmu, padahal Tuhanmu telah membinasakan semua kambingmu. Semua kambingmu sudah dimusnahkan oleh Tuhanmu," kata Iblis.
Setelah mendengar ini, Nabi Ayub Alaihissallam berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala:
"Ya Allah, Engkau memberi kambing-kambing kepadaku, dan kini Engkau mengambilnya lagi. Selama Engkau masih membiarkan hidupku, aku tetap memuji-Mu, ya Allah, atas segala cobaan-Mu yang begitu dalam."
Setan tidak berhasil dalam usahanya untuk merayu Nabi Ayub Alaihissallam dengan cara membakar ternaknya. Namun, Setan tidak menyerah dan mencoba lagi dengan metode lain. Kali ini, Setan membakar ternak sapi yang dimiliki oleh Nabi Ayub.
"Setan mendekati Nabi Ayub Alaihissallam seperti sebelumnya. Namun, Nabi Ayub kembali berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan dengan tulus menerima kerugian ternak sapinya yang terbakar. Ketika Setan mencoba membakar unta dan rumah Nabi Ayub, ini mengakibatkan kematian anak-anak Nabi Ayub juga," seperti yang dijelaskan oleh Ustaz Firanda Andirja.
Nabi Ayub Alaihissallam mengatakan, "Hai Ayub, Allah telah mengizinkan runtuhnya rumah dan kepergian anak-anakmu."
Kemudian, Nabi Ayub berdoa, "Ya Rabb, Engkau telah memberikan banyak kebaikan padaku sebelumnya. Sebelum hari ini, hatiku selalu tertarik pada cinta harta di siang hari dan cinta anak-anak di malam hari. Namun, sekarang Engkau telah mengambil semua harta dan anak-anakku. Oleh karena itu, aku akan mengarahkan seluruh perhatian dan pandanganku, baik di malam maupun siang hari, untuk memuji Engkau, ya Allah."
Setan tidak berhasil menggoda Nabi Ayub Alaihissallam. Akhirnya, Setan pergi. Setelah upaya godaan terhadap harta dan anak-anak tidak berhasil, Setan tidak menyerah. Ia mencoba untuk menggoda Nabi Ayub melalui penderitaan fisik. Setan meniupkan sesuatu kepada Nabi Ayub sehingga seluruh tubuhnya dipenuhi luka.
Orang-orang menjauhi Nabi Ayub Alaihissallam karena kondisi tubuhnya yang mengerikan. Hanya istrinya yang tetap setia mendampingi Nabi Ayub. Sang istri tetap berada di samping Nabi Ayub meskipun harta dan anak-anaknya sudah pergi, bahkan saat tubuh Nabi Ayub penuh dengan luka dan dihinggapi ulat.
Setan kemudian mencoba untuk menggoyahkan iman Nabi Ayub Alaihissallam melalui istrinya. Ia mendatangi istri Nabi Ayub dan meyakinkannya bahwa Nabi Ayub akan sembuh jika ia menyembelih kambing yang diberikan oleh Setan. Mendengar hal itu, Nabi Ayub marah dan mengusir istrinya. Nabi Ayub bahkan bersumpah akan memukul istrinya 100 kali jika Allah Subhanahu wa ta'ala menyembuhkannya.
"Dalam beberapa riwayat lain, juga disebutkan bahwa istri Nabi Ayub sangat sabar. Suatu hari, ketika mereka kehabisan uang untuk membeli makanan, istri Nabi Ayub bahkan memotong rambutnya untuk dijual. Ini membuat Nabi Ayub marah, dan ia berencana untuk mencambuk istrinya 100 kali setelah sembuh," cerita Ustaz Firanda Andirja.
Pada suatu hari, ada seseorang yang berbicara kepada orang lain tentang Nabi Ayub Alaihissallam. Nabi Ayub diolok-olok dengan kata-kata, "Jika Allah benar-benar memperhatikan orang ini, tentu Ayub tidak akan menderita seperti ini."
Mendengar ejekan tersebut, Nabi Ayub segera berdoa, "Ya Allah, aku sedang dalam penderitaan yang sangat berat, dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih."
Hal ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Alquran:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: '(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang'." (QS Al Anbiya: 83)
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
Artinya: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan'." (QS Shad: 41)
Di sinilah datangnya keajaiban dan kebaikan Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk mengetuk tanah dengan kakinya, dan tiba-tiba air muncul dari dalam tanah.
"Allah mengabulkan doamu, Ayub. Ketuklah kakimu ke tanah, dan air akan keluar. Mandilah dan minumlah air tersebut," tambah Ustaz Firanda.
Hal tersebut seperti firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surah Shad Ayat 42:
ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
Artinya: "(Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum'.
Nabi Ayub Alaihissallam patuh pada perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Seketika itu juga, tubuh Nabi Ayub pulih sepenuhnya tanpa bekas luka atau tanda-tanda belatung yang sebelumnya ada di tubuhnya.
Sementara itu, sang istri yang penuh kekhawatiran mencari Nabi Ayub Alaihissallam dan dengan gembira menemukan bahwa suaminya telah pulih dan sehat.
Sebagai tambahan, terdapat kisah mengenai tiga mukjizat Nabi Ismail yang masih relevan hingga saat ini.
Terkait sumpah yang diberikan oleh Nabi Ayub Alaihissallam untuk memukul istrinya, Allah Subhanahu wa ta'ala memberi instruksi agar Nabi Ayub mengumpulkan seratus batang lidi yang diikat menjadi satu, lalu menggunakan lidi tersebut untuk memukul istrinya sekali saja. Dengan ini, sumpahnya tidak dilanggar.
"Dari kisah Nabi Ayub Alaihissallam ini, kita dapat mengambil hikmah untuk tetap bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Kita juga diajarkan bahwa hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala kita memohon kesembuhan dan pertolongan," demikian disampaikan oleh Ustadz Firanda Andirja.
Hanya Allah yang paling mengetahui kebenaran.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta