Sering Di-bully karena Autis, Siapa Sangka Gadis Ini di Usia 11 Tahun Kuliah S2 Master Matematika

MEDAN, iNewsMedan.id - Anak penyandang autis Adhara Perez Sanchez, seorang gadis berusia 11 tahun di Meksiko, sedang mengejar gelar Magister bidang matematika pada usia yang sangat muda, 11 tahun.
Awalnya dia sering mengalami intimidasi karena autis, namun ternyata memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih tinggi daripada fisikawan jenius Albert Einstein.
Adhara dibesarkan di Tlahuac, Mexico City. Ia bertekad untuk membuktikan bahwa para pengganggu salah dengan meraih gelar Magister dalam bidang matematika dan bercita-cita menjadi astronot suatu hari nanti.
Adhara Perez Sanchez dibesarkan di Tlahuac, Mexico City, dan sayangnya sering mengalami intimidasi karena kondisinya sebagai anak yang memiliki autisme.
Luar biasa, Adhara menyelesaikan pendidikan dasarnya pada usia lima tahun, kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA hanya dalam waktu satu tahun.
Saat ini, dalam perjalanan mencapai mimpinya untuk bekerja di NASA suatu hari, ia sedang bekerja dengan Badan Antariksa Meksiko dengan tujuan mempromosikan eksplorasi luar angkasa dan matematika kepada gadis-gadis muda.
Pada usia tiga tahun, Adhara mengalami penurunan kemampuan berbicara yang cerdas, dan hal ini, bersama dengan fakta bahwa ia mulai merangkak dengan cepat dan mengayun di kursi tinggi, mengarah pada diagnosa autisme.
Terungkap dalam sampul majalah Marie Claire Mexico edisi April, bagaimana ia mulai merasa terasing setelah mengalami intimidasi dari teman sekelasnya karena perkembangannya yang tertinggal, namun para guru tidak memperhatikan hal tersebut.
"Ibu guru tidak terlalu empatik, mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa saya harus berharap dia menyelesaikan tugas," kata ibunya, Nayeli Sanchez, dalam wawancara dengan media tersebut.
"Ia mulai menarik diri, tidak ingin bermain dengan teman sekelasnya, ia merasa aneh dan berbeda." Ibunya melanjutkan, "Ia mampu bertahan di sekolah untuk sementara waktu, tetapi kemudian tidak bisa lagi. Ia jatuh tertidur dan tidak memiliki minat melakukan apapun lagi."
"Ia sangat tertekan, orang-orang tidak memiliki empati, mereka mengolok-oloknya," tambah Nayeli.
Ketika ibunya menyadari bahwa Adhara menghafal tabel periodik dan mampu menyelesaikan soal aljabar, ia mengira Adhara hanya bosan dan mendaftarkannya untuk terapi guna mengatasi depresi. Sang terapis dengan cepat melihat kejeniusan yang terpancar dan memberitahukan kepada Center for Attention to Talent (CEDAT), sebuah sekolah untuk anak-anak berbakat.
Setelah tes awal memastikan bahwa IQ Adhara mencapai 160, yang lebih tinggi dari Albert Einstein dan tokoh inspirasinya, Stephen Hawking. Dengan gelar sarjana dalam bidang teknik sistem dari Universitas CNCI, Marie Claire Mexico melaporkan bahwa anak praremaja ini saat ini sedang mengejar gelar Magister di
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta