get app
inews
Aa Read Next : Pengembangan Kawasan Danau Toba: Membangkitkan Ekonomi Sumatera Utara

Ada Wacana Casino Dibangun di Danau Toba, Ini Kata BPODT

Senin, 13 Maret 2023 | 19:01 WIB
header img
Danau Toba Sumatera Utara. (foto: Instagram/@Tobasamosir)

MEDAN, iNewsMedan.id - Kawasan Danau Toba terus berbenah untuk menjadi kawasan wisata super prioritas di Indonesia. Banyak investor-investor yang akan berinvestasi di kawasan Danau Toba tersebut. Bahkan, ada wacana membangun 'Healing Entertainment' berupa lokasi judi atau Casino ala Genting Malaysia. 

Wacana itu dicetuskan oleh seorang investor ternama di Indonesia Belly Saputra Datuk Jano Sati, yang merupakan Direktur Utama Riyadh Group Indonesia. Namun, hal itu menjadi perhatian khusus di tengah masyarakat, yang dinilai judi dilarang di tanah air ini.

Terkait wacana itu, Badan Pelaksana Otoritas Danau (BPODT) angkat bicara. Menurut Direktur Bisnis Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT, Raja Malam Ukur Tarigan mengatakan Belly menyampaikan wacana itu, saat acara Investment Forum digelar BPODT di Kaldera Resort, di Kabupaten Toba pada Jumat (3/3/2023) lalu.

"Itu awalnya acara REI kemarin, ulang tahun mereka. Mereka ingin ke Danau Toba, Kita kemas Investment Forum, datang beberapa investor. Nah datang datuk Belly, awalnya itu, developer top lah di Indonesia. Dia bilang healing entertainment lah, arahnya ke Casino gitu," katanya, Senin (13/3/2023).

Raja menuturkan, wacana itu hanya sebagai masukan atau saran saja pihak BPODT menganggapnya. Tidak menjadi fokus dalam pencarian investor, mereka fokus mencari investor dalam pembangunan hotel bintang 5 di kawasan Danau Toba.

"Healing entertainment ada dua slot, Indoor entertainment dan outdoor entertainment. Tapi, ini seperti universal studio. Tapi, permintaan investor," tuturnya.

Menurut Raja, hal itu harus perlu dikaji lagi. "Kita kaji, tapi tidak fokus. Tapi, kita minta surat minat. Sampai sekarang belum ada. Tapi, teman beliau surat minat mau bangun mini zoo gitu," terangnya.

Raja menjelaskan belum ada niat untuk disampaikan atau diskusikan ke Dewan Pengarah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun, bila ingin disampaikan wacana itu, harus dikaji lebih dalam, terhadap efek kepada masyarakat. Karena, akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

"Pasti ada kajian mendalam, apa lagi itu isu sensitif memperhatikan banyak kearifan lokal. Panjang lah, masih lama kali itu. Itu keinginan investor, itu nanti dulu. 20 tahun lagi, belum tentu juga," tandasnya.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut