Kisah Putri Pewaris Bisnis Berlian di India, Pilih Jadi Biksuni dan Jalani Hidup Sederhana

JAKARTA, iNewsMedan.id - Kisah putri pewaris bisnis berlian di India menuai polemik. Di mana, ia memilih jalan hidup yang penuh dengan kesederhanaan.
Dilansir BBC di Jakarta, Selasa (31/1/2023), sang putri keluarga kaya raya dari bisnis berlian bernama Devanshi Sanghvi kini memilih menjadi biksuni.
Bahkan saat ini sang putri yang berbalut sari berwarna putih, bocah delapan tahun itu bertelanjang kaki dan pergi dari satu pintu ke pintu lainnya untuk mencari sedekah.
Diketahui, keluarga Sanghvi termasuk di antara 4,5 juta umat Jain yang mengikuti Jainisme, salah satu agama tertua di dunia, yang berasal dari India lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
Banyak pemuka agama Jainisme mengatakan jumlah umat Jain yang meninggalkan dunia material telah meningkat pesat selama bertahun-tahun, meskipun kasus yang melibatkan anak-anak semuda Devanshi jarang terjadi.
Devanshi telah mengucapkan 'diksha', sumpah pelepasan di hadapan biksu-biksu senior Jain.
Sumpah itu pun dihadiri puluhan ribu orang. Upacara itu berlangsung pada Rabu, 18 Januari 2023 lalu di Kota Surat di Negara Bagian Gujarat, India.
Ditemani oleh orang tuanya, dia tiba di lokasi acara dengan mengenakan sutra halus dan mahkota bertatahkan berlian.
Setelah upacara, dia berdiri bersama para biksuni lainnya, mengenakan sari putih yang juga menutupi kepalanya yang gundul.
Devanshi pun telah tinggal di Upashraya, sebuah biara tempat tinggal biksu dan biksuni Jain.
"Dia tidak bisa lagi tinggal di rumah, orang tuanya bukan lagi orang tuanya. Sekarang dia adalah seorang Sadhvi (seorang biksuni)," kata Seorang Pedagang Berlian yang berbasis di Surat, Kirti Shah yang merupakan teman keluarga dan juga politisi lokal Partai Bharatiya Janata.
"Kehidupan seorang biksu Jain benar-benar keras. Dia sekarang harus berjalan ke mana-mana, dia tidak akan pernah bisa naik transportasi apa pun, dia akan tidur di atas seprai putih di lantai dan tidak bisa makan setelah matahari terbenam," tambahnya.
Keluarga Sanghvi masuk ke satu-satunya sekte Jain yang menerima biksu anak-anak, tiga lainnya hanya menerima biksu dewasa.
Orang tuanya dikenal sangat religius dan media India mengutip teman-teman dari keluarganya yang mengatakan bahwa gadis itu memperlihatkan ketertarikan terhadap kehidupan spiritual sejak dia masih balita.
"Devanshi tidak pernah menonton televisi, film, atau pergi ke mal dan restoran," tulis Times of India.
"Sejak usia muda, Devanshi berdoa tiga kali sehari dan bahkan berpuasa di usia dua tahun," tambah surat kabar itu.
Sebelumnya, sehari sebelum upacara pelepasannya, keluarganya mengadakan prosesi perayaan besar-besaran di Surat.
Ribuan orang menyaksikan upacara tersebut yang dimeriahkan sejumlah unta, kuda, gerobak sapi, penabuh genderang, pria-pria bersorban yang membawa kanopi berjalan di jalanan, para penari, serta penampil yang menggunakan egrang.
Terlihat Devanshi dan keluarganya duduk di kereta yang ditarik gajah, sementara orang-orang melemparkan kelopak mawar ke arah mereka.
Prosesi lainnya juga diselenggarakan di Mumbai dan kota Antwerp di Belgia, tempat keluarga Sanghvi berbisnis.
Meskipun ada dukungan dari dalam komunitas Jain untuk praktik tersebut, keputusan Devanshi menimbulkan perdebatan dan penolakan.
Namun, banyak yang bertanya mengapa keluarga tidak bisa menunggu Devanshi mencapai usia dewasa sebelum membuat pilihan penting atas namanya.
"Dia masih anak-anak, apa yang dia mengerti tentang semua ini?" kata Kirti mempertanyakannya.
"Anak-anak bahkan tidak dapat memutuskan jurusan apa yang akan dipelajari di perguruan tinggi sampai mereka berusia 16 tahun. Bagaimana mereka dapat membuat keputusan tentang sesuatu yang akan berdampak terhadap seluruh hidup mereka?" lanjutnya.
Seorang Konsultan Perlindungan Anak, Nilima Mehta di Mumbai, mengatakan bahwa ketika komunitas merayakan seorang anak yang meninggalkan kehidupan duniawi, itu semua tampak seperti pesta besar.
"Kesulitan dan kerugian yang akan dialami anak itu sangat besar. Hidup sebagai biksuni Jain sangat keras," ujarnya.
Banyak anggota masyarakat lainnya juga mengungkapkan kegelisahan mereka pada seorang anak yang terpisah dari keluarganya di usia yang begitu muda.
Sejak berita ini tersiar, banyak yang menggunakan media sosial untuk mengkritik keluarga Sanghvi, menuduh mereka melanggar hak-hak anak sendiri. Adapun para aktivis mengatakan hak Devanshi telah dilanggar.
Artikel ini telah terbit di halaman Okezone dengan judul Bocah Pewaris Berlian Tinggalkan Kemewahan dan Jadi Biksuni, Ini Kisahnya
Editor : Odi Siregar