get app
inews
Aa Text
Read Next : INNODEL 2024: Teknologi, Pedagogi, dan Transformasi Pendidikan

Pengajar Indonesia Masih Banyak Gagap Teknologi

Rabu, 11 Januari 2023 | 16:30 WIB
header img
Pengajar Indonesia masih banyak gagap teknologi. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Kecanggihan teknologi yang makin meningkat, membuat semua yang ada di sekitar menjadi bergantung dengan kemudahan mengakses apapun lewat internet. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak ilmu yang dapat dipelajari melalui internet. 

Semua bisa diakses dengan mudah melalui internet, bahkan dalam proses pembelajaran juga sudah banyak kita dapati tidak lagi selalu lewat tatap muka, tetapi melalui pembelajaran daring.

Afriani Eka Mulyana, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Sumatera Utara (USU) mengatakan bahwa perkembangan teknologi informasi yang pesat dan menjamurnya perangkat teknologi informasi tidak serta merta membuat para guru melek teknologi

"Tidak sedikit dari mereka yang tetap saja gagap teknologi atau gaptek. Mereka tetap saja menyandang predikat guru gaptek," katanya, Rabu (11/1/2023).

Namun dibalik kemudahan dalam menggunakan internet, masih banyak pengajar di Indonesia yang tergolong gagap teknologi (gaptek). Hal ini berdasarkan Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menjelaskan masih rendah nya kompetensi guru (pengajar) dalam menggunakan dan memanfaatkan Kecanggihan teknologi yang terus berkembang ini.

Gaptek adalah istilah yang diberikan kepada seseorang yang belum familiar dengan dunia komputer atau laptop. Tidak dipungkiri sekarang ini masih banyak guru yang gaptek jika berhadapan dengan komputer atau laptop. Benda yang satu ini seakan seperti benda keramat yang pantang untuk disentuh dan bisa membuat grogi bila menghadapinya. Keinginan guru untuk mau belajar komputer masih sangat kurang. Kemungkinan karena faktor usia dan anggapan bahwa belajar komputer itu sulit.

"Adanya Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring, membuat proses belajar mengajar harus senantiasa menggunakan hal yang berbasis internet seperti pemanfaatan zoom, google classroom, google meet dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri, masih banyak guru yang belum bisa menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut dan berakhir pelajaran yang diajarkan pun terbengkalai," terang Afriani.

Guru sebagai garda terdepan di dunia pendidikan sudah seharusnya mulai bangun dan bangkit berdiri untuk segera mengenal dan menguasai komputer atau laptop, sebagai modal menguasai teknologi nirkabel. Teknologi ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Tidak dapat dihindari perkembangannya yang sangat pesat ini berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir.

Kegagapan teknologi yang dialami oleh banyak guru di Indonesia ini, merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan pemerintah. Karena guru juga harus menyesuaikan perkembangan zaman yang semakin lama semakin canggih.

Berdasarkan Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sebanyak 60% Guru di Indonesia belum menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sementara Indonesia sendiri sangat membutuhkan sumber daya Manusia (SDM) yang terampil. Mungkin dengan adanya pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, dapat membuat guru-guru yang termasuk digital immigrant ini lebih paham dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang makin lama makin berkembang dengan pesat.

"Walaupun Covid-19 telah berakhir, tidak dapat dipungkiri pembelajaran melalui internet tetap berlanjut. Oleh karena itu, pengajar diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman dan mampu beradaptasi dengan kecanggihan teknologi yang ada," ujar Afriani.

Tidak hanya itu, sebagai pengajar juga guru-guru tersebut diharapkan mampu lebih aktif dalam memahami media digital. Karena sekarang ini, apapun dapat diakses dengan mudah menggunakan internet. Sehingga guru juga mampu menambah wawasan tidak hanya lewat buku namun juga lewat internet yang lebih mudah diakses ini. Siswa juga dapat mempelajari apa yang diajarkan guru lewat media digital ini.

Pandemi memaksa guru dan murid lebih melek digital sehingga mereka dipaksa lebih banyak mempelajari teknologi informasi dan telekomunikasi lebih dalam. Level kemampuan guru pun berbeda-beda. Ada yang sekadar bisa melaksanakan pembelajaran daring, tetapi ada juga yang mahir memakai berbagai aplikasi pembelajaran dan evaluasi.

Mencari solusi mengatasi guru gaptek di Indonesia tidak harus selalu mengikuti trend teknologi. Teknologi berkembang sangat pesat, sedangkan guru punya tugas utama adalah mengawal pembelajaran siswanya. Jadi sangat tidak mungkin untuk menuntut guru untuk mengikuti trend kecanggihan teknologi.

Guru cukup memanfaatkan teknologi apa yang bisa membantu meningkatkan kualitas pembelajarannya serta bagaimana menunjang kinerjanya secara signifikan. Ada banyak sekali teknologi yang bisa dimanfaatkan, misalnya teknologi internet, atau teknologi pengembangan bahan ajar, game pembelajaran, video dan pengolahan gambar lainnya. Para guru perlu memperbaiki dan meningkatkan literasi digital agar Indonesia kedepannya bisa lebih baik dalam bidang pendidikan.

 

Artikel ini ditulis oleh Afriani Eka Mulyana, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sumatera Utara (USU)

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut