JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi akan berada di rentang level Rp14.300-14.700 per dolar Amerika Serikat (USD) hingga akhir tahun 2022.
Hal itu diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Menteri Keuangan di Jakarta, Jumat (1/7/2022).
"Nilai tukar rupiah di 2022 diprediksi akan mendekati kisaran Rp14.300-Rp14.700 per USD," ujar Perry.
Proyeksi ini ditopang adanya defisit transaksi berjalan yang rendah dan cadangan devisa yang mencukupi.
Serta langkah kebijakan stabilitasi nilai tukar rupiah, baik di pasar spot, SBN maupun DNDF.
"Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2022 akan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dalam kisaran 0,5-1,3% dari PDB terutama ditopang oleh harga komoditas global yang tetap tinggi," ungkapnya.
Untuk mata uang Rupiah selama semester I 2022, hingga tanggal 30 Juni secara mengalami depresiasi sekitar 4,33% dibandingkan dengan level akhir 2021.
Di mana angka ini relatif lebih rendah dari sejumlah negara lain, seperti Thailand 5,39%, Malaysia 5,52%,dan India 5,85%.
"Depresiasi tersebut sejalan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global," jelasnya.
Di sisi lain, Perry menekankan bahwa pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.
"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar