LANGKAT, iNewsMedan.id - Selama empat dekade terakhir, petani padi di Desa Kebun Kelapa, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, terpaksa berjuang keras mengairi sawah mereka.
Mereka harus mengeluarkan biaya tambahan yang membebani demi menyewa mesin pompa air untuk menarik air ke lahan mereka, padahal fasilitas irigasi dari pemerintah sudah ada—namun dinilai tidak berfungsi maksimal.
Kondisi ini terungkap dari keluhan petani bernama Abdi Mulyo dalam diskusi bersama Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA Indonesia) pada Jumat (10/10/2025).
Ia mengungkapkan bahwa saluran irigasi yang ada saat ini terlalu rendah permukaannya sehingga air tidak dapat mengalir secara alami ke sawah.
"Kami harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus menggunakan pompa air untuk mengairi sawah. Itupun kualitas airnya tidak bagus, payau dan PH-nya tinggi," kata Abdi.
Air yang digunakan, kata Abdi, hanya berasal dari tadah hujan dengan kualitas buruk, bukan dari sumber air sungai yang layak untuk pertanian.
Menanggapi kesulitan yang telah berlangsung puluhan tahun ini, BITRA Indonesia telah melakukan pendampingan, advokasi, dan serangkaian pembahasan dengan petani serta melibatkan instansi terkait seperti Kecamatan Secanggang, Dinas PUPR, Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, hingga BWS Provinsi Sumatera Utara.
Pengurus BITRA Indonesia, Iswan Kaputra, menyatakan bahwa kesimpulan dari pembahasan tersebut mengerucut pada satu solusi krusial: pembangunan saluran irigasi baru yang memadai dengan sumber air langsung dari Sungai Wampu, yang berjarak sekitar 1,1 km dari area persawahan.
"Kita mengupayakan melalui pemerintah untuk dilakukan pembangunan saluran irigasi yang baru dan memadai di mana airnya itu berasal dari Sungai Wampu dan dibuat dengan ketinggian lima sampai enam meter," jelas Iswan.
Ketinggian ini dinilai penting agar distribusi air menjadi efektif dan dapat mengairi seluruh lahan persawahan seluas 1.080 hektare yang secara administratif meliputi empat desa: Kebun Kelapa, Sungai Ular, Hinai Kiri, dan Tanjung Ibus.
Iswan menegaskan bahwa pembangunan irigasi baru dengan kualitas air terjamin dari Sungai Wampu adalah satu-satunya solusi yang dapat mengatasi kerugian dan ancaman gagal panen yang selama ini menghantui para petani.
Ia menyampaikan kekhawatiran mendalam jika permohonan masyarakat ini tidak segera dipenuhi. "Saya sangat khawatir dan pesimis kalau permohonan masyarakat ini, yang dikaji secara mendalam dan partisipatif ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar swasembada pangan yang digaungkan pemerintah itu hanya menjadi cerita di media saja," tegas Iswan
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan infrastruktur pertanian yang memadai.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait