Wafatnya Ulama Kharismatik Labuhanbatu, Misi Dakwah Kiai Marfin Kasduri Berlanjut ke AS

Jafar Sembiring
Wafatnya Ulama Kharismatik Labuhanbatu, Misi Dakwah Kiai Marfin Kasduri Berlanjut ke AS. Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id - Keluarga almarhum KH. Dr. (HC) Marfin Kasduri akan terus melanjutkan syiar agama yang telah dilakukan pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum itu hingga akhir hayatnya. Syiar agama yang telah dilakukan oleh almarhum di-23 negara itu, akan berlanjut ke Chicago Amerika Serikat. 

Almarhum KH. Dr. (HC) Marfin Kasduri, merupakan tokoh ulama kharismatik se-Labuhan Batu, sekaligus pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Ia meninggal dunia di usia 74 Tahun dan dimakamkan di Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu, pada Jumat 13 Juni 2025. 

Anak almarhum KH Marfin Kasduri, Dr. H. Bukhori Fasha, S.Pd, M.Pd mengatakan, sekiranya jika sang ayah bersama dirinya yang turut mendampingi akan terbang ke Amerika Serikat, pada Senin 16 Juni 2025 besok. 

"Saya memang mau bawa ke Amerika jalan-jalan sambil dakwah. Dan beliau katakan saat masih bisa berkomunikasi dengan baik ananda harus berangkat. Mudah mudahan dengan perjalanan fisabilillah ananda ini membantu kesembuhan ayah," kata Bukhori, didampingi sang abang M Iqbal Panglimunan, usai tahlilan malam kedua, Sabtu (14/6/2025). 

Ia pun menegaskan, pesan almarhum untuk terus berdakwah dan jangan berpikir untuk berhenti berdakwah yang berakhir pada kebinasaan. Pesan itulah yang menjadi wasiat KH. Dr. (HC) Marfin Kasduri kepada anaknya. 

"Pesan ayah, jangan berhenti untuk berdakwah, karena berhenti berdakwah binasa. Dan kami akan meneruskan misi dakwah beliau ke Amerika. Dan besok saya berangkat ke Amerika," tegasnya. 

Bukhori menegaskan, sang ayah berhasil menempatkan diri sebagai ulama atas kedekatannya dengan pejabat. Tak pernah pula KH Marfin Kasduri memanfaatkan kedekatan atau pun meminta sesuatu kepada pejabat baik itu untuk kepentingan dirinya atau pun lainnya. Hal inilah yang membuat KH Marfin Kasduri tidak seperti orang-orang pada umumnya. 

"Beliau istimewa karena ada larangan secara khusus untuk ulama mendekati umaroh. Itu ada teks hadist-nya, tapi dalam konteks ini beliau berhasil mendekati dengan umaroh. Tapi tidak pernah menjadikan itu sebagai asas untuk memanfaatkan kedekatan itu," tegasnya. 

"Jadi, pada akhirnya siapa pun bisa datang kemari. Karena kita dikasih pemahaman tidak boleh kecenderungan terhadap satu politik praktis, karena itu yang menjadi akses silaturahmi kepada orang lain itu terputus," tambah Bukhori. 

Bukhori yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Raudlatul ‘Uluum menuturkan pihak keluarga terkejut saat melihat kehadiran Anggota DPR RI Musa Rajekshah di rumah duka di Aek Nabara. 

Sebab katanya, saat mendapat kabar meninggalnya KH Marfin Kasduri, pria yang akrab disapa Ijeck itu menghubunginya dan menyampaikan turut belasungkawa serta mohon maaf tidak bisa hadir mengantarkan pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Ulum itu ke liang lahat. 

"Beliau menelpon saya dan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Pak Kiyai dan minta maaf sebab tidak bisa hadir. Namun, saat telepon sudah tutup, hati beliau tidak tenang dan ada dorongan untuk hadir dan sampai dan ikut salat jenazah, sampai ke pemakaman dan Ini sangat disyukuri," kata Bukhori. 

Bukhori menyebut bila hubungan sang ayah dengan Musa Rajekshah terjalin sebelum dia menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumut. Kala itu pria yang akrab disapa Ijeck itu datang ke pesantren dengan kondisi masjid belum dibangun. Ijeck mohon doa kepada KH Marfin Kasduri atas niatnya untuk membangun masjid di pesantren. 

Sementara itu Anggota DPR RI Musa Rajekshah  yang datang bertakjish mennyampaokan turut berduka cita dan mengaku, bila hubungannya dengan  KH Marfin Kasduri terjalin sangat akrab. Padahal, pertemuan keduanya masih terbilang sangat baru, dengan 4 kali baru bersua. 

Tapi, dikatakan Ijeck, meski baru intensitas empat kali ini, ada sesuatu yang dirindukan, tidak berjumpa dengan beliau dan ada ketenangan hati ketika berdialog, minta nasihat yang tidak didapatkan dari orang lain. 

"Innalillahi wainnailaihi roziun, kita semua milik Allah  dan kepadaNya kita akan kembali. Hari ini orang tua kita Buya KH Marfin Kasduri kita telah kembali kepada Allah SWT. Kita doakan semoga diterima segala amalnya, diampunkan segala dosa dan Inshaallah almarhum kembali dalam keadaan kusnul khotimah," kata Ijeck usai menyampaikan kata takjiah.

Editor : Jafar Sembiring

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network