MEDAN, iNewsMedan.id - Harga daging ayam dan cabai merah mulai mengalami penurunan. Harga daging ayam kembali turun di kisaran Rp30.000 hingga Rp32.000 per kilogram dari sebelumnya mencapai Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram pada pekan lalu.
Sedangkan untuk harga cabai merah juga turut mengalami penurunan di posisi Rp28.000 per kilogram dari sebelumnya diperdagangkan hingga Rp35.000 per kilogram.
Pedagang daging ayam di Pasar Halat Medan, John mengatakan, penurunan daging ayam tersebut dipicu dengan memburuknya belanja masyarakat pada komoditas daging ayam.
"Sejumlah pedagang memang masih mengeluhkan penurunan konsumsi setelah harganya sempat melambung hingga Rp37.000 per kilogram. Penurunan yang terjadi di pekan ini akan mendorong kembali konsumsi masyarakat untuk daging ayam," katanya di Medan, Senin (17/7/2023).
John mengungkapkan, untuk daging ayam setiap hari memasok hingga 200 kilogram karena permintaan dari pengusaha rumah makan juga masih tinggi.
Lebih lanjut, untuk beberapa komoditas lainnya masih terpantau bergerak stabil. Untuk bawang merah Rp36.000 per kilogram dan bawang putih diposisi Rp38.000 hingga Rp40.000 per kilogram.
Pedagang di Pusat Pasar Medan, Sadrak Tamba menuturkan, untuk harga cabai rawit juga maksh bergerak di Rp23.000 hingga Rp26.000 per kilogram. Namun, cabai rawit masih berubah-ubah dalam rentang angka yang terbatas.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menjelaskan, secara kesleuruhan realisasi sejumlah harga kebutuhan pangan masyarakat pada bulan Juli ini menunjukkan adanya potensi laju tekanan inflasi yang lebih kecil dari proyeksi sebelumnya sebesar 0.4 persen di bulan ini. Proyeksi sebelumnya tersebut berdasarkan asumsi dimana harga cabai bisa saja menyentuh Rp50.000 per kilogram.
"Akan tetapi, sejauh ini harga cabai merah pada bulan Juli yang sempat menyentuh Rp45 ribu per kilogram berbalik melemah. Meski demikian harga cabai khususnya cabai merah masih akan tetap menyumbang inflasi pada bulan Juli. Namun saya merubah proyeksi saya dimana inflasi di bulan Juli ini akan di bawah 0.2 persen," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait
