JAKARTA, iNewsMedan.id - Deretan negara dengan utang terbanyak ini menarik untuk diketahui. Mengingat, sebagian besar pemerintah negara maju diketahui menerbitkan surat utang dalam jumlah besar.
World Population Review merilis daftar negara dengan utang terbanyak di 2022 berdasarkan rasio utang terhadap PDB. Menurut data tersebut, Jepang menempati urutan pertama negara dengan memiliki utang terbanyak di tahun ini.
Selain Jepang, terdapat negara besar lain yang memiliki utang banyak, mulai dari Italia, Spanyol, Italia hingga Amerika Serikat (AS). Berikut daftar 10 negara dengan utang terbanyak menurut World Population Review.
1. Jepang
Dengan jumlah populasi 127.185.332, Jepang memiliki utang nasional terbanyak di dunia sebesar 234,18 persen dari PDB. Utang nasional Jepang saat ini mencapai 1.028 triliun yen atau setara 9.087 triliun dolar AS.
Setelah pasar saham jatuh di Jepang, pemerintah melakukan penyelamatan terhadap bank dan perusahaan asuransi dengan memberi mereka kredit berbunga rendah. Selain itu, lembaga perbankan harus dikonsolidasikan dan dinasionalisasi setelah jangka waktu tertentu, dan inisiatif stimulus fiskal lainnya digunakan untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi yang sedang berjuang.
Sayangnya, tindakan tersebut menyebabkan tingkat utang Jepang justru meroket.
2. Yunani
Yunani menempati urutan kedua negara dengan utang terbanyak. Utang nasional negara tersebut mencapai 379 miliar dolar AS atau setara 332,6 miliar euro.
Dengan jumlah populasi 10.316.637, total utang Yunani mencapai 174,15 persen dari total PDB.
3. Portugal
Utang nasional Portugal mencapai 264 miliar dolar AS atau 322 miliar euro. Negara dengan total populasi sebanyak 10.140.570 ini utangnya menyentuh angka 119,46 persen dari PDB.
Perekonomian Portugal terus mengalami peningkatan sejak krisis keuangan pada 2008-2009. Meskipun secara finansial lebih baik, Portugal secara historis kurang berinvestasi dalam infrastrukturnya dan kecil kemungkinan pertumbuhan yang mereka alami akan berkelanjutan jika mereka tidak berbuat lebih banyak untuk memperkuat tulang punggung negara, terutama dalam hal jalan dan transportasi.
Para ahli percaya bahwa negara perlu melihat lama dan keras cara mereka membelanjakan uang jika mereka ingin kekuatan ekonomi mereka saat ini berkelanjutan.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait