iNewsMedan.id - Ada 4 perbedaan HIV dan AIDS yang wajib diketahui. Sebagian besar orang menganggap jika penyakit menular ini sama bahkan tidak ada bedanya.
Namun, perlu diketahui keduanya adalah penyakit berbeda yang berjalan beriringan. Terdapat beberapa perbedaan antara HIV dan AIDS yang sangat mencolok.
Berikut ini 4 perbedaan HIV dan AIDS yang tak banyak orang tahu, simak ulasannya.Melansir Healthline, HIV merupakan virus yang dapat menurunkan sistem daya tahan tubuh. HIV sendiri singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
Umumnya, sistem daya tahan tubuh yang normal dapat melawan infeksi segala jenis virus. Namun saat terinfeksi HIV, daya tahan tubuh menjadi lemah. Meski begitu, obat-obatan terapi HIV dapat mengendalikan virus agar tidak berkembang dan memengaruhi sistem daya tahan tubuh secara signifikan.
Sementara AIDS adalah kondisi ketika infeksi HIV berkembang sampai stadium 3, atau termasuk tahapan penyakit ketika virus sudah sangat merusak sistem daya tahan tubuh. AIDS sendiri singkatan dari Acquired Immunodeficiency
Berikut 4 perbedaan HIV dan AIDS yang wajib diketahui:
1. Penularan HIV dan AIDS
HIV dapat ditularkan dari orang ke orang
Karena HIV adalah virus, Serta ditularkan di antara orang-orang seperti banyak virus lainnya. AIDS, di sisi lain, adalah suatu kondisi yang diperoleh seseorang hanya setelah mereka tertular HIV.
Virus ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh. Paling umum, HIV ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom atau jarum bersama. Kurang begitu, seorang ibu dapat menularkan virus ke anak mereka selama kehamilan.
2. Gejala HIV dan AIDS yang Beda
Penyakit HIV umumnya menyebabkan gejala seperti flu sekitar dua sampai empat minggu setelah penderita tertular HIV. Setelah itu, penyakit akan memasuki periode laten, dimana sistem kekebalan terus mengendalikan infeksi.
Fase ini berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, tanpa terapi obat antiretroviral, penderita HIV dapat berkembang ke tahap AIDS dengan gejala penyakit beragam sesuai komplikasi yang diidap.
3. Harapan hidup penderita HIV dan AIDS
Orang yang hidup dengan HIV (Odiv) dan disiplin mengonsumsi obat antiretroviral dapat bertahan hidup seperti manusia normal. Perlu diketahui, obat antiretroviral dapat membuat viral load tidak terdeteksi secara berkelanjutan.
Dengan begitu, risiko penularan virus ke pasangan atau anak saat melahirkan dapat diturunkan secara signifikan. Saat infeksi HIV sudah berkembang ke tahap stadium 3 atau AIDS, harapan hidup penderita orang dengan AIDS (ODA) menurun drastis.
Sebab, penderita sulit memperbaiki sistem daya tahan tubuhnya. Saat waktu yang bersamaan, komplikasi penyakit lain seperti kanker atau pneumonia mampu membuat penyakit AIDS semakin parah.
Meski begitu, dalam beberapa kasus terapi antiretroviral berhasil memperbaiki kerusakan sistem daya tahan tubuh penderita AIDS. Banyak penderita AIDS yang dapat berumur panjang asalkan tidak memiliki komplikasi parah.
4. Cara Deteksi Penyakit HIV dan AIDS
Cara deteksi penyakit HIV dapat diketahui melalui tes sederhana seperti tes darah atau tes air liur. Dengan tes ini dapat dilihat ada tidaknya antibodi atau zat penangkal kuman alami saat tubuh diserang HIV. Untuk memperoleh hasil yang akurat, tes ini dilakukan beberapa minggu setelah penularan.
Selain itu, ada juga tes antigen untuk mendeteksi protein yang diproduksi virus dan antibodi saat tubuh sudah terpapar HIV. Tes tersebut dapat mendeteksi HIV beberapa hari setelah infeksi.
Sementara cara mendeteksi AIDS sedikit lebih rumit. Sebab, HIV merusak sel kekebalan tubuh yang disebut CD4, maka cara mengetahui penyakit ini dengan menghitung CD4.
Orang tanpa HIV umumnya memiliki 500 sampai 1.200 sel CD4. Sedangkan penderita AIDS hanya memiliki CD4 sejumlah 200 sel atau di bawahnya. Tak hanya itu, AIDS juga bisa diketahui saat pengidap mengalami infeksi oportunistik atau komplikasi penyakit.
Demikian 4 perbedaan HIV dan AIDS yang wajib diketahui dan sebagai tambahan ilmu terkait pemahaman penyakit menular satu ini.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait